
17 Sep Klenik – Salah Kaprah Penerjemahan Ke Dalam Bahasa Indonesia
Klenik – Salah Kaprah Penerjemahan Ke Dalam Bahasa Indonesia
Asal Usul Dan Pengertian Klenik

Klenik berasal dari kata “kleine” dalam Bahasa Netherlands, yang berarti kecil atau nyaris tak terlihat. Celakanya, istilah ini kemudian berubah menjadi sebutan untuk hal-hal yang tidak nyata, seperti hantu atau makhluk gaib. Soal sebutan gaib nanti kita akan membahas di artikel selanjutnya.
Di Indonesia, pengertian klenik sering menjadi salah artinya dan terhubung dengan dunia mistis. Meskipun kecil, klenik memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat awam yang tidak kritis mencermati.
Banyak orang menganggap klenik identik dengan hal-hal gaib atau ritual mistis. Namun, asal-usulnya tidak menunjukkan hubungan dengan dunia supranatural. Transisi pengertian ini terjadi seiring berkembangnya masyarakat Indonesia untuk terlalu mudah mengikuti hal-hal yang tidak nyata.
Hipotesis Etimologi (Asal Usul Kata)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3528385/original/064931000_1627894221-pexels-pixabay-51343.jpg)
Kesamaan bunyi antara “kleine” dan “klenik”. ini membuat koneksi antara kedua kata tersebut menjadi masuk akal. Konteks historis pada masa kolonialisme Netherlands, banyak kata Netherlands yang terserap ke dalam Bahasa Indonesia. Jadi tidak mengherankan jika ada kata-kata dalam Bahasa Indonesia yang memiliki akar kata dari Bahasa Netherlands.
Kata-kata seringkali mengalami pergeseran makna seiring berjalannya waktu dan pengaruh tradisi. “Kleine” yang awalnya berarti “kecil” bisa saja mengalami perluasan makna menjadi sesuatu yang sulit terlihat atau terpahami, kemudian berkaitan dengan hal-hal yang bersifat mistis atau gaib atau aneh-aneh tidak masuk akal.
Kita bisa mengkaji untuk memastikan dengan melakukan sejumlah hal, antara lain :
Analisis linguistik komparatif, yaitu membandingkan kata “klenik” dengan kata-kata sejenis dalam bahasa-bahasa banyak bangsa lainnya, terutama bahasa-bahasa yang berkerabat dekat dengan Bahasa Jawa jika memang ada.
Kajian semantik, menganalisis makna dan konotasi kata “klenik” dalam berbagai konteks dan melihat tentang makna tersebut berkembang seiring waktu.
Analisis sosiolinguistik, mempelajari tentang kata “klenik” penggunaannya dalam masyarakat, terutama dalam kelompok-kelompok sosial tertentu yang masih mempertahankan tradisi lisan.
Persepsi Klenik Dalam Masyarakat

Saat ini, klenik mendapat anggapan sebagai sesuatu yang terkait dengan delusi atau keyakinan tanpa dasar. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih melakukan klenik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sering muncul dalam berbagai ritual religius. Meskipun anggapan salah soal klenik, namun tidak selalu berdampak negatif. Sayangnya sebagian orang merasa bahwa anggapan mereka ini paling benar.
Transisi yang mendistorsi budaya asli Bangsa Indonesia dan pengaruh religi juga membentuk pandangan masyarakat terhadap klenik. Dengan semakin kuatnya pengaruh religi, banyak masyarakat yang memandang klenik sebagai sesuatu yang tidak sejalan, namu semakin kuat pelaksanaannya.
Mengapa Salah Kaprah Klenik Masih Bertahan?

Meskipun sudah banyak yang salah menganggap pandangan terhadap klenik, fenomena ini tetap bertahan di hampir semua daerah di Indonesia. Salah satu alasannya adalah terbentuknya kebiasaan taat oleh pengaruh dogma. Klenik sering kali terwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian penting dalam suatu upacara. Meskipun tidak selalu rasional, keyakinan ini memberikan rasa nyaman bagi sebagian orang.
Selain itu, transisi antara kepercayaan asli Bangsa Indonesia ke modern tidak selalu mudah dan sering kali salah arah. Klenik menjadi simbol identik modernisasi dan globalisasi yang cepat. Sebagian orang merasa bahwa meninggalkan klenik berarti meninggalkan identitas mereka.
No Comments