
11 Sep Perasaan Manusia Di Otak, Letaknya Bukan Liver (Hati) Atau Jantung (Heart)
Perasaan Manusia Di Otak, Letaknya Bukan Liver (Hati) Atau Jantung (Heart)
Mengapa Perasaan Tidak Berasal Dari Liver (Hati)?

Perasaan sering disalahartikan berasal dari liver (hati). Ungkapan seperti “hati yang terluka” memperkuat kesalahpahaman ini. Namun, perasaan sebenarnya lebih kompleks dan tidak berpusat di satu organ tubuh. Semua yang kita rasakan, baik itu cinta, marah, atau sedih, terproses di dalam otak kita.
Otaklah yang mengendalikan emosi dengan sangat rumit. Jika kita terus percaya perasaan berada di liver (hati), kita justru menutup pemahaman yang lebih dalam tentang emosi manusia. Perasaan ada di otak kita, bukan liver (hati) atau jantung.
Bagian Otak Yang Mengontrol Emosi
:format(webp)/article/5ThtEpxUca7bROsMq6MOl/original/023382500_1589863417-Cara-Jitu-untuk-Mengendalikan-Emosi-Berlebih-shutterstock_1325627774.jpg)
Tiga bagian otak bertanggung jawab atas perasaan kita. Pertama, amigdala memainkan peran penting dalam mengidentifikasi emosi pada orang lain. Ketika kita melihat seseorang tersenyum atau menangis, amigdala bekerja dengan cepat untuk memicu respons emosional.
Kedua, orbitofrontal cortex membantu kita mengendalikan impuls dan membuat keputusan yang terkait dengan emosi. Bagian ini berfungsi ketika kita harus menahan amarah atau memilih untuk bersikap tenang.
Ketiga, hipotalamus mengatur respons tubuh kita saat merasakan emosi. Contohnya, ketika merasa takut, hipotalamus memicu peningkatan detak jantung dan keringat.
Mengapa Otak, Bukan Liver (Hati) Atau Jantung?

Banyak yang bertanya, mengapa otak yang bertanggung jawab atas emosi? Bukankah jantung atau liver (hati) yang sering dikaitkan dengan cinta dan perasaan? Faktanya, otak memiliki struktur yang sangat spesifik untuk mengolah emosi. Amigdala dan hipotalamus, misalnya, bekerja bersama-sama dalam merespons berbagai situasi emosional.
Ketika kita cemas, sering kali perut terasa sakit, tetapi hal ini hanya efek dari respons tubuh yang terpicu otak. Jantung yang berdebar saat merasa gugup juga terkendali oleh hipotalamus. Jadi, meski kita merasakan efek di organ lain, semua tetap berasal dari otak.
Bagaimana Memahami Emosi Lewat Ilmu Pengetahuan?
:format(webp)/article/YsyKWnIpQbB3zWErkTJaU/original/013069000_1505711677-Jaga-Kesehatan-dengan-Selalu-Bahagia.jpg)
Dengan memahami bahwa perasaan ada di otak, kita bisa lebih sadar tentang proses emosi memengaruhi tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa bagian-bagian otak bekerja sama untuk menciptakan perasaan seperti marah, bahagia, atau sedih. Hal ini sangat penting, terutama ketika kita berusaha memahami orang lain atau mengelola emosi sendiri.
Ilmu pengetahuan telah membuka banyak rahasia tentang otak manusia. Melalui pemahaman ini, kita bisa lebih baik dalam mengatasi stres, cemas, atau bahkan patah hati. Akhirnya, kita sadar bahwa emosi bukan berasal dari liver (hati) atau jantung, melainkan dari otak yang mengendalikan segalanya.
Kesimpulan secara keseluruhan perasaan tidak berlokasi di satu organ tubuh tertentu.
Meskipun kita sering mendengar ungkapan seperti “hati yang hancur” atau “perut yang terasa sakit karena cemas””, perasaan sebenarnya adalah hasil dari aktivitas kompleks yang melibatkan banyak bagian otak manusia.
Otak adalah pusat kendali emosi. Sejumlah bagian otak yang berperan penting dalam memproses emosi, antara lain:
- Amigdala : Bagian ini berperan dalam mengidentifikasi emosi pada wajah orang lain dan memicu respons emosional dasar seperti takut atau marah.
- Orbitofrontal Cortex : Bagian ini terlibat dalam proses pengambilan keputusan, pembelajaran sosial, dan pengendalian impuls yang terkait dengan emosi.
- Hipotalamus : Bagian ini mengatur respons fisiologis terhadap emosi, seperti peningkatan detak jantung atau keringat ketika merasa takut.
Sorry, the comment form is closed at this time.